Pendidikan Sebuah Harapan Bangsa
(Manusia
dan Harapan)
Pendidikan
mungkin sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Karena dengan kita mempunyai
atau belajar dalam pendidikan kita bisa mempunya ide-ide yang cemerlang untuk
mengaspirasikannya. Dan Pendidikan
juga sarana utama dalam membangun peradaban. Kualitas pendidikan akan menjadi
penentu peradaban seorang manusia, suatu bangsa, bahkan umat manusia diseluruh
dunia. Setiap peradaban yang maju pasti dimotori oleh pendidikanya yang
berkualitas.
Pelaku
pendidikan pun meliputi
peserta didik, pendidik, dan para penentu kebijakan pendidikan. Peserta didik
adalah ibarat data input yang akan diproses oleh pendidikan untuk digodok
menjadi manusia dinamis yang kelak diharapkan akan mengawal perjalananan
negara. Namun ketika kita melihat wajah peserta didik kita dewasa ini,
sepertinya harapan negara semakin teralienasi kedalam wilayah marginal.
Tawuran, narkoba, miras, pesta seks bisa dikatakan sudah tidak menjadi sesuatu yang asing dalam dunia peserta didik. Krisis moral, etika, dan kemanusiaan kiranya menjadi titik pandang kita ketika mencoba menelusuri kenyataan ini dalam hubungan kausalitas. Lebih ironis lagi karena ternyata yang seharusnya dianggap noda justru menjadi kebanggaan bagi mereka.
Pendidik adalah
manusia dewasa yang diharapkan dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik
menjadi manusia yang utuh, sehingga kelak peserta didik tersebut mampu menjadi
manusia kreatif, mandiri, menjunjung tinggi kaidah keilmuan, beriman pada
penciptanya, dapat mengekspor potensi dirinya kedalam masyarakat, terbebas dari
kebodohan, yang pada akhirnya bermuara pada pencapaian cita-cita luhur negara.
Ada pun tujuan dan harapannya:
Seperti
yang telah diketahui banyak orang memandang pendidikan sekedar memberikan
pengetahuan semata. Seperti yang di sampaikan oleh K.H.R Zainuddin Fananie
dalam karyanya pedoman pendidikan modern “ia memandang pandai, tetapi rupanya
ia tidak memberikan kebaikan untuk keluarganya, sanak familinya, bangsanya, dan
sesame manusia. Bahkan anak itu malah merusak nama baik atau harta benda orang
tuanya, termasuk moralnya sendiri.” Banyak koruptor di negeri ini yang memiliki
kepandaian tinggi. manusia yang pandai jika berbuat jahat, kejahatanya akan
melebihi orang yang bodoh. Ada yang mengartikan mendidik anak sekedar meraih
kekayaan. Menurut K.H.R Zainuddin Fananie ,
Tujuan
dalam mencari kekayaan atau penghidupan, bukanya tidak perlu. Akan tetapi,
janganlah hal itu menjadi asas atau tujuan dalam pendidikan sehingga
menyia-nyiakan kewajiban mendidik yang sebenarnya. Pendidikan harusnya
ditujukan dan diharapkan untuk mencapai pribadi-pribadi yang berakhlak mulia
dan tinggi derajatnya. Kampung Sarjana ada tidak hanya untuk mendukung dan
mendorong lahirnya sarjana dari kampung-kampung terpencil, namun juga
mengarahkan para calon-calon sarjana untuk menjadi pribadi-pribadi taqwa.
Membangun Pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang.
Komentar
Posting Komentar